KABAR TERKINI

Sabtu, 27 September 2008

Ketua DPP Partai Demokrat, Darwin Zahedy

Jangan Dijadikan Manuver Politik

INSIDEN pembagian zakat di Pasuruan merebak menjadi komoditas politik, termasuk pro dan kontra soal angka kemiskinan di Indonesia. Dengan mengangkat isu keraguan terhadap angka kemiskinan versi pemerintah, para elite politik dinilai justru memanfaatkan musibah itu sebagai manuver politik.

"Sangat disayangkan bila musibah yg menimpa saudara-saudara kita di antrian zakat di Pasuruan, oleh politisi partai tertentu lagi-lagi dipakai guna bermanuver politik, yakni dengan menyatakan keraguan pada angka kemiskinan versi BPS yg saat ini 34,9 juta," kata salah satu Ketua DPP Partai Demokrat Darwin Zahedy Saleh kepada wartawan di Jakarta.

Darwin menilai, partai seperti PDIP dan kalangan sejenisnya ingin lebih percaya pada angka kemiskinan versi Bank Dunia, misalnya, yang menggunakan pengeluaran US$ 2/hari/kepala yang di tahun 2007 berjumlah 105,3 juta orang. Sikap demikian tidak konsisten dan tidak memberikan teladan pada rakyat.

Darwin mengatakan, mungkin PDIP tidak sadar bahwa di tahun 2004 (masa akhir tahun Mega) angka kemiskinan versi BPS adalah 36,2 juta orang atau 16,7 persen dan versi Bank Dunia 109,1 juta orang.

"Artinya selama dalam pemerintahan SBY, Alhamdulillah sudah menurunkan angka kemiskinan dari zaman Mega, baik itu versi BPS pada tahun 2007 menjadi 34,9 juta (15,4 persen) maupun Bank Dunia menjadi 105,3 juta," jelas Ketua Lembaga Kajian Strategis Indonesia Satu (LKSIS) ini.

Lantas Darwin mengajak semua pihak untuk berjuang bersama-sama demi kepentingan rakyat. "Hentikan bermanuver politik dalam segala situasi, apalagi ketika musibah baru menimpa saudara kita. Mari tempatkan perdebatan statistik di ranah metodologis. Jangan dicampuradukkan dengan hal yang sesungguhnya tidak kontekstual," pintanya.

Darwin menerangkan, kasus antrian zakat yang menewaskan puluhan orang ini mencerminkan tidak becusnya aparat setempat dalam melihat situasi. "Aparat seharusnya bersikap proaktif, sekalipun tidak dilapori," tandasnya. [als/dtc]

Tidak ada komentar:

INFO KERJA